Anak berkebutuhan khusus di SLB sangat bervariasi spektrum gangguan kekhususannya, sehingga beragam pula kompetensi akademik yang dimiliki. Untuk memudahkan proses pembelajaran para orangtua, guru, dan praktisi yang peduli dengan kondisi ABK ini, maka perlu mengetahui di mana grade anak didik kita berada. Grade perkembangan berbahasa ABK dapat dilihat dari mental age ataupun perkembangan berbahasanya itu sendiri. Pada Tulisan ini akan disampaikan dua grade kompetensi berdasarkan mental age (perkembangan kognitif) pada siswa
berbagai kekhususan dengan gangguan intelektual dan grade kompetensi berdasarkan tingkat pemerolehan berbahasa pada peserta didik anak tunarungu.
Mengapa kita perlu mengetahui grade peserta didik kita berada, supaya pada saat menyampaikan pembelajaran dan mengambil materi bahan pelajaran tidak terlalu sulit atau sebaliknya terlalu mudah bagi anak. Apabila terlalu mudah maka menyebabkan siswa tersebut bosan, akhirnya tidak ada tantangan dalam kompetensi akademisnya, dan sebaliknya apabila terlalu sulit maka peserta didik tidak mendapatkan pengetahuan yang seharusnya dia butuhkan dalam kehidupannya. Tabel berikut menguraikan tentang grade perkembangan tersebut, semoga memberikan kemudahan. Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus dengan Gangguan Intelektual
Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus dengan Gangguan Intelektual
Grade Mental Age | Berdasarkan Teori
Perkembangan |
Kompetensi |
Grade A Kelas 1-2 Mental Age + 7 tahun |
Praoperasional |
Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Anak- anak dalam bersosialisasi menggunakan bahasa serta tanda untuk menggambarkan (symbol) sesuatu konsep. Pemikiran simbolis, yaitu pemikiran dengan menggunakan simbol atau tanda, berkembang sewaktu anak mulai suka menirukan sesuatu, meniru hal-hal yang dialami, serta mengungkapkan sesuatu yang terjadi secara bersamaan. Sedangkan, pemikiran intuitif adalah persepsi langsung akan dunia luar tetapi tanpa dinalar terlebih dahulu. Intuisi merupakan pemikiran imajinasi atau sensasi langsung tanpa dipikir lebih dahulu. Memang pemikiran intuitif ini memiliki kelemahan yaitu anak hanya dapat lihat satu arah saja, anak belum dapat melihat pluralitas gagasan, tetapi hanya satu arah saja. Apabila beberapa gagasan digabungkan, pemikiran anak menjadi kacau. Dengan kata lain pada masa ini anak belum mampu berfikir decentred, melihat berbagai segi dalam satu kesatuan. |
Grade B |
Pada tahap ini, anak-anak dapat melakukan operasi, dan pemikiran logis, artinya pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat ditetapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret. Operasi itu bersifat fleksibel, artinya dapat mengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Yang juga sangat maju dibandingkan tahap 1 adalah kemampuan anak mengurutkan dan mengklasifikasi objek. Dengan operasi itu anak telah mengembangkan pemikiran logis yang dapat ditetapkan dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga sudah mampu menganalisis dari berbagai segi. Meskipun, pada tahap ini anak sudah mengembangkan pemikiran logis tetapi masih terbatas pada suatu yang konkret, belum bersifat abstrak. |
|
Kelas 3-4 | ||
Mental Age + 8 tahun | ||
Grade C | ||
Kelas 5-6 | ||
Mental Age + 8 tahun | Operasional Konkret | |
Fase D
Grade 7, 8, 9 |
||
Mental Age + 9 tahun | ||
Grade E | ||
Kelas 10 | ||
Mental Age + 10 | ||
tahun | ||
Fase F Kelas 11, 12
Mental Age + 10 tahun |
Operasional Formal |
Pada tahap ini anak-anak melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Mereka memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan reasoning dan logika. Ada pembebasan pemikiran dari pengalaman langsung menuju ke pemikiran yang berdasarkan proposisi dan hipotesis. Asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam membentuk skema yang lebih menyeluruh pada pemikiran remaja. Pada |
pemikiran formal, unsur pokok pemikiran adalah berpikir deduktif, induktif, dam abstraktif. |
Tahap Pemerolehan Bahasa
Peserta Didik Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu
Grade Perkembangan
Bahasa |
Perkembangan Bahasa |
Kompetensi |
Grade A Kelas 1 & 2 |
Ideovisual |
Membaca ideovisual merupakan bacaan sederhana yang berisi pengalaman anak sendiri, yang disusun guru berdasarkan hasil perdati murni atau bebas, atau visualisasi percakapan. Visualisasi percakapan adalah percakapan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Bacaan tersebut merupakan deposit bagi anak, yaitu simpanan kekayaan perbendaharaan bahasa yang tertulis yang juga diharapkan tersimpan di dalam gudang ingatan anak. Dengan setiap kali melakukan kegiatan membaca, diharapkan deposit anak yang berisi perbendaharaan bahasa percakapan sehari-hari, akan semakin banyak
jumlahnya. |
Grade B Kelas 3 & 4 |
Transisi |
Membaca transisi adalah membaca reseptif tahap kosakata yaitu dalam hal ini dilakukan oleh guru dengan mengulang bacaan yang telah lalu namun tak lepas dengan tema yang sedang dibahaskan, seperti guru membahaskan soal apel, kemudian guru mencoba mengingatkan kepada anak bahwa pada hari yang lalu pernah membahas tentang pisang yang semua itu adalah jenis buah-buahan. |
Grade 3 Kelas 5 & 6 |
Perseptif Vokabuler |
Tahapan membaca perseptif vokabular adalah di mana bacaan dibuat tidak berdasarkan hasil percakapan pengalaman bersama, namun nama tokoh-tokoh serta kosakata yang ada dalam bacaan tersebut sudah diketahui dan dialami oleh peserta didik. Hal ini mempermudah untuk menangkap isi bacaan. |
Grade 4
Kelas 7 & 8 |
Perseptif Tahap Struktural |
Tahapan membaca sesungguhnya di mana bacaan tersebut dibuat oleh orang lain, dengan kosakata dan isi bacaan secara lebih luas, dan peristiwanya tidak diketahui oleh si pembaca. Membaca perseptif struktural ini akan dapat terlaksana jika kemampuan penguasaan bahasa peserta didik sudah semakin luas, sehingga akan membantu dalam proses memahami bacaan tersebut. Seperti membaca berita, majalah dan media sosial lainnya. |
Grade 5
Kelas 9 &10 |
||
Grade 6
Kelas 11 & 12 |